Sumber : Istimewa/Google |
Persistensi sebagai sebuah positive value
setidaknya dapat tercermin pada beberapa perilaku
kunci sebagai berikut:
Antusias dan penuh semangat
Persistensi tercermin pada tindakan seseorang untuk selalu menjaga irama aktivitas yang dilakukannya dengan antusias dan penuh semangat. Dengan bercermin pada apa yang sering kita lakukan, minat yang tinggi berbanding lurus dengan antusiasme dan sekaligus kesungguhan seseorang dalam melakukan aktivitas tertentu. Semakin kita memiliki minat pada satu hal, secara otomatis akan mendorong baik antusiasme untuk mencari jawaban atas curiousity (rasa ingin tahu), maupun antusiasme dalam menjalankannya. Pun sebaliknya, minat yang rendah akan membuat kurang bersemangat, tidak antusias dan memunculkan kesan ogahogahan dalam menyelesaikan suatu tugas.
Berfikir dan bertindak cerdas serta berorientasi pada solusi
Seorang yang tersisten akan terbiasa untuk berfikir dan bertindak secara cerdas, serta berorientasi pada solusi. Ia bukan pribadi yang mudah mengeluh dan mencari kambing hitam ketika menemukan permasalahan, namun pribadi yang sibuk dengan bagaimana ia harus mencari dan menemukan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi. Situasi sulit, kompleksitas masalah dan silang sengkarut persoalan yang muncul akan ‘memaksa’ individu bekerja dengan cerdas menemukan solusi/jalan keluar dengan memaksimalkan kemampuan yang dimiliki dengan tepat dan efektif.
Antusias dan penuh semangat
Persistensi tercermin pada tindakan seseorang untuk selalu menjaga irama aktivitas yang dilakukannya dengan antusias dan penuh semangat. Dengan bercermin pada apa yang sering kita lakukan, minat yang tinggi berbanding lurus dengan antusiasme dan sekaligus kesungguhan seseorang dalam melakukan aktivitas tertentu. Semakin kita memiliki minat pada satu hal, secara otomatis akan mendorong baik antusiasme untuk mencari jawaban atas curiousity (rasa ingin tahu), maupun antusiasme dalam menjalankannya. Pun sebaliknya, minat yang rendah akan membuat kurang bersemangat, tidak antusias dan memunculkan kesan ogahogahan dalam menyelesaikan suatu tugas.
Berfikir dan bertindak cerdas serta berorientasi pada solusi
Seorang yang tersisten akan terbiasa untuk berfikir dan bertindak secara cerdas, serta berorientasi pada solusi. Ia bukan pribadi yang mudah mengeluh dan mencari kambing hitam ketika menemukan permasalahan, namun pribadi yang sibuk dengan bagaimana ia harus mencari dan menemukan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi. Situasi sulit, kompleksitas masalah dan silang sengkarut persoalan yang muncul akan ‘memaksa’ individu bekerja dengan cerdas menemukan solusi/jalan keluar dengan memaksimalkan kemampuan yang dimiliki dengan tepat dan efektif.
Berani dan yakin dalam menghadapi dan
mengelola risiko
Keberanian dalam menghadapi risiko sebagai
sebuah konsekwensi logis sebuah keputusan.
Keberanian untuk mengambil risiko (risk taking)
menunjukkan kematangan seseorang dalam
bertindak,karena dengan demikian ia bukan pribadi
yang ‘mencari mudahnya saja’. Dalam setiap risiko
yang dihadapi dan diambil, selalu terbuka peluang
pembelajaran dan pemahaman baru. Hal inilah
yang akan memperkaya khasanah kita dalam
menghadapi dan mengelola risiko yang timbul.
Bergerak untuk terus maju (keep moving
forward)
Perilaku untuk bergerak maju ke depan didasari
oleh fokus pada hal-hal dan agenda yang
ada didepan. Seperti mengendarai kendaraan
bermotor, pandangan kita difokuskan ke depan,
bukan ke belakang. Tidak sedikit orang yang
menjadi stagnan karena terlalu asyik melihat
masa lalu. Keasyikan dengan masa lalu pada
pengalaman buruk akan membuat trauma dan
perasaan inferior/minder, sementara mengingat
pengalaman baik dan keberhasilan di masa lalu
juga seringkali membuat lalai dan terlena. Untuk
itulah pada persistensi, perilaku melihat kedepan
dan bergerak maju memberikan dampak yang
lebih positif dibandingkan tidak bisa move on dari
masa lalu.
Tidak mencari-cari alasan
Salah satu jebakan bagi seseorang yang mudah
menyerah adalah perilakunya untuk mencari-cari
alasan tatkala tidak sanggup dan tidak berhasil
memecahkan masalah yang dihadapi. Seseorang
yang enggan dan mudah menyerah terhadap
realitas dan permasalahan yang ditemui akan
cenderung sibuk mencari-cari alasan, sementara
sebaliknya ia yang berfikir maju akan selalu
sibuk untuk mencari dan menemukan cara. Bagi
seseorang yang persisten, mencari-cari alasan
merupakan pembenaran atas sikap menyerah.
Selamat Berprestasi!
Sumber:
Oleh HARSONO ADI
Motivator, HR Consultant dan penulis Buku ‘Jangan Lupa Bahagia’ (Grasindo, 2014)